Rabu, 12 September 2012

Florsheim Info: Sandy's Indonesian World Championship Qualifier Report

Setelah post sebelumnya, yaitu report Iqbal mendapat banyak like dari kawan-kawan pembaca, gue memutuskan untuk membujuk Top 8 Finisher lain membuatkan report bagi Florsheim, yaitu Sandy Sunaryo dari Surabaya. Beruntung ia bersedia dan langsung membeberkan pengalamannya. Ayo langsung saja kita simak!

Pertama saya cuma iseng doank ikut pre-WGP biar bisa dapat deckboxnya, sebenernya udah nggak begitu niat juga pas melihat antrian masuk AFAID yang begitu panjangnya... Ditambah sebenarnya suara saya sedang habis, kondisi badan juga tidak 100% fit...

Kebetulan pas dateng di stand Bushiroad dapat slot terakhir untuk qualifier pertama (63 dari 64 LOL), jadi yah bolehlah main-main~

Round pertama juga langsung ketemu teman yang mendaftar bersama XD.

Sebelum membahas masing-masing pertandingan, saya mohon maaf jika banyak nama opp saya yang terlupakan… Karena sudah sekitar 2 minggu sejak event berlalu, dan memang saya agak pelupa :(

Round 1 – Prayudi Suseno (Kagero – Goku)


Game ini merupakan salah satu game yang singkat, karena banyak trigger yang bermunculan. Kami berdua berhasil ride dengan mulus sampai ke Grade 3, Prayudi ride Goku dan saya Thunder Break. Kita berdua sama” banyak mencheck trigger, yang menyebabkan skill Goku tidak pernah aktif sekalipun dalam game ini.

Ketika opp Dragonic Overlord CB 3 dan diboost Iron Tail Dragon yang CB 2 (Total 25k) saya menghabiskan banyak shield untuk menguard attacker-attacker terakhir yang berada di field. Beruntung opp tidak mengecheck trigger pada saat itu. Setelah beberapa turn saling menyerang satu sama lain, akhirnya Prayudi kehabisan shield dan menerima damage ke-6.

Round 2 – lupa… (Narukami)


Di game ini kami berdua sama-sama ride Vermillion, tapi ketika opp LB dia mengecheck heal trigger sehingga LB Vermillionnya bisa digunakan sekali lagi. Selama awal game ini saya kewalahan untuk menguard karena tidak mengecheck dan mendraw trigger sama sekali, yang membuat saya sering menyerang rearguard opp. Namun sebagai gantinya hand saya penuh dengan attacker. Meskipun Vermiilion opp berhasil LB untuk kedua kalinya, saya masih bisa menyerang secara agresif dan saat-saat terakhir sekali baru double trigger muncul dan memenangkan game.

Round 3 – Kevin V. (Narukami)


Di game ini meski opp misgrade 3 selama satu turn, pada saat draw opp mendraw Vermillion! Kebetulan opp baru menerima damage ke-4 nya sehingga Vermillion langsung mengaktifkan LBnya, meratakan susunan front row saya. Namun drive checknya adalah 2 Vermillion yang membuat opp kesusahan untuk menguard. Pada turn berikutnya pun opp mengecheck Thunder Break Dragon, mengingat banyak kartu opp tidak banyak yang bisa dipakai untuk menguard saya langsung menyerang dengan agresif dan berhasil memberikan damage ke-6 pada turn itu.

Round 4 – Vandy Putrandika (Narukami - Vermillion, bosen rasanya daritadi mirror match terus xD)


Meski game ini sudah dibahas oleh mas Vandy, saya akan membahas dari sudut pandang saya. Pada awal game karena first saya bisa memulai serangan dengan lebih mudah, didukung dengan hand yang memadai di starting game saya memimpin sedikit. Namun ketika memasuki mid game, combo Deathscythe dan Garuda diikuti oleh Thunder Break yang well-played berhasil membuat saya kewalahan. Meski begitu serangan dari saya tetap berlanjut, keadaan mulai berbalik ketika opp dapat beberapa heal trigger dalam checknya.

Mulai dari sana kami saling bertukar shield untuk melindungi vanguard kami, kebetulan lineup rearguard saya memiliki power yang lebih besar sehingga berhasil menguras banyak shield dari opp. Berkat heal trigger yang di check opp pada mid game, saya hanya bisa mendeal 5 damage dan end turn. Berikutnya seperti yang diceritakan mas Vandy sendiri. Shield saya memang masih cukup untuk menguard, tapi opp reride Vermillion!

Karena di hand sudah tidak ada unit attacker lagi, saya rada putus asa. Tetapi LB Vermillion lupa diaktifkan dan langsung masuk ke battle phase lol Berkat itu Attacker saya selamat dan berhasil mendeal damage ke-6 pada turn berikutnya LOL. Misalkan saja Vermillion mengaktifkan LBnya saya pasti sudah kalah =w=

Setelah banyak fight yang rada danger, saya akhirnya qualified untuk mengikuti WGP!
Di WGP saya berjuang bersama" para pemegang Golden Ticket Sby, untungnya tidak ada satupun yang bertemu dalam pairing di 3 round pertama...

Round 1 – Nanda (Gold Paladin/Dark Irregular … ?)


Jujur, saya kaget ketika melihat deck yang digunakan opp. Dimulai dari Grade 3 yang diride (Satellite Fall Dragon) dan Demon Eater yang dipanggil ke Rearguard. Namun setelah game berjalan, saya mengalami kesulitan untuk menembus handsize opp karena deck opp memiliki banyak sekali grade 0! Opp juga sering menguard 1 trigger dan tidak tembus :v

Untung pada saat itu saya menride Vermillion, ketika mendapatkan damage 4 saya langsung menghabiskan unit attackernya dengan LB. Downside dari banyaknya grade 0 di deck, attacker jadi berkurang. Untuk beberapa turn front row opp tidak terisi penuh, setelah beberapa turn berusaha deal damage akhirnya opp kehabisan shield (Akhirnya) dan menerima damage ke-6nya

Round 2 – errr, lupa *my bad (Gold Paladin - Ezel)


Di game ini tidak banyak yang spesial… Sepertinya hand opp jelek, karena ketika ride Grade 3 field opp masih sangat kosong dengan hanya 1 booster di belakang Ezel dan Sagramore tanpa boost untuk menyerang. Saya juga menghancurkan satu-satunya grade 1 opp ketika menride Thunder Break. Saya yang memulai serangan dengan 3 front row unit sejak Grade 1 jelas memiliki advantage yang lebih besar, sehingga opp sudah mulai kehabisan shield pada mid game.

Meskipun LB Ezel berhasil memberikan 2 Tripp, advantage dari awal game yang saya dapatkan tetap lebih besar. Tidak lama setelahnya opp menerima damage ke-6.

Round 3 – Andrian? Adrian? *I’m sorry, really (Spike Brothers – Emperor)


Sama-sama dengan playstyle yang agresif, kami mendeal damage diawal-awal game dengan cepat. Meski pada mid-late game kami berdua sama-sama heal beberapa kali. Jujur saya tidak begitu mengingat alur dari gamenya secara menyeluruh, namun ketika saya berada di damage 4 line up opp sudah sangat bagus (Full field dengan 2 Juggernaut di masing-masing front row dan Emperor di V) yang siap menghabisi saya di turn berikutnya.

Beruntung saya berhasil menghabisi kedua Juggernaut dalam turn itu, karena sepertinya opp kehabisan shield setelah menguard atk dari Vanguard. Dari sana saya mulai mendapatkan advantage, karena turn berikutnya opp hanya dapat menyerang dengan Vanguard sendiri. Di saat damage ke-6, opp mendapatkan heal trigger.

Beruntung line up unit saya memiliki power yang tinggi untuk tetap memaksa guard yang cukup besar dari opp.  Opp memiliki shield yang cukup untuk menguard 2 serangan terakhir saya, namun saya mencheck double trigger dan tetap berhasil menutup game pada turn itu.

Round 4 - Juan (Royal Paladin)


Pada ronde ke 4 ini saya bertemu dengan salah satu pemegang golden ticket dari Surabaya!
Tapi game ini merupakan salah satu game yang… lucu. Saya stay di Grade 1 (Red River Dragoooon) sampe akhir tapi menang! Meski miss grade, kebetulan hand saya hanya berisi Grade 1 dan 0 sehingga semua kartu dapat dimanfaatkan untuk bermain. Seperti biasa, saya membuka game dengan serangan agresif dan berhasil mendeal 3 damage pada turn pertama.

Critical pada turn berikutnya, dan serangan konstan di setiap turn diikuti raien yang turun untuk menghentikan intercept musuh. Kebetulan juga opp sama sekali tidak mencheck trigger sehingga akhirnya bisa memenangkan game. Setelah game berakhir, opp memperlihatkan bahwa banyak trigger berada dibottom deck (Opp sudah tahu karena mengecheck top deck dengan skill dorangal dan galahad).

Jujur saya tidak menyangka bisa lolos masuk Top 8 WGP !
Dalam pairingnya saya bertemu dengan Yohannes, kami memulai game setelah beberapa pengumuman  dari panitia dan pengecekan sleeve untuk mariking di meja yang lebih lebar =w=

Top 8 – Yohannes (Gold Paladin - Garmore Ezel)


Di game ini lagi-lagi miss grade 2… Sepertinya sudah kehabisan keberuntungan lol. Namun hanya untuk satu/dua turn (Judge yg duduk disebelah ikut tertawa bersama saya ketika tidak menride grade 2 LOL). Tapi saya masih bisa mengejar kedudukan karena mendapatkan heal dan Vanguard opp Gigantech Destroyer untuk beberapa turn.

Opp re-ride Garmore, dan game berlanjut. Di tengah game opp sangat kekurangan unit untuk boost dan attacker, dimana field opp masih sangat kosong disaat saya ride grade 3. Hal ini menyebabkan saya menyerang rearguard bahkan dengan Vanguard untuk menjaga advantage hand. Dari sini kontrol game mulai berpindah ke saya.

Yang tidak terduga adalah opp sampai berhasil heal 2 kali dan atk dari vanguard sempat di perfect guard sampai 3x (Untuk side note, 1 Null opp sudah digunakan untuk ride di awal game). Sampai saat-saat terakhir front row opp hanya ada 2 unit. Namun karena saya sendiri juga melakukan beberapa misplay (Menggunakan perfect guard semata wayang disaat yang kurang tepat, dan memperbaiki lineup unit di saat kurang dibutuhkan).

Akhirnya saya harus mendeclare “no guard” pada damage 4 ketika Vanguard opp (Total power: 26k) menyerang. Dan opp check critical, dan damage ke-6 pun saya terima…

But well, it was a fun game!

Sampai sekarang saya sendiri tidak percaya bisa 6th di WGP, apalagi kalau kalian melihat decklist yang saya gunakan lol. But the whole tournament was fun! See you again next year, maybe XD

Decklist:


G3
1 Dragonic Kaiser Vermillion
2 Thunder Break Dragon
2 Djinn of the Lightning Flash
2 Breakthrough Dragon

G2
4 Thunder Storm Dragoon
2 Brightlance Dragoon
2 Shield Blade Dragoon
2 Demonic Dragon Berserker, Garuda.
2 Dragonic Deathscythe

G1
4 Red River Dragoon
4 Lizard Soldier Riki
2 Desert Gunner, Raien.
2 Dragon Dancer, Rairai
1 Djinn of the Lightning Spark.
1 Wyvern Guard, Guld

G0
4 Yellow Gem Carbuncle (Critical)
4 Malevolent Djinn (Critical)
4 Old Dragon Mage (Draw)
4 Demonic Dragon Nymph, Seiobo (Heal)
1 Lizard Soldier, Saishin (Starting Vanguard)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More